MASIGNASUKAv102
6510051498749449419

PMII dalam Simpul Sejarah Perjuangan

PMII dalam Simpul Sejarah Perjuangan
Add Comments
Rabu, 22 Mei 2019
https://www.hipwee.com
Secara formal Pergerkan Mahasiswa Islam Indonesia lahir di bumi nusantara ini sejak 59 (lima puluh sembilan) silam, organisasi pergerakan ini terlahir sejak lama, namun hal yang masih menjadi sebuah pertanyaan bagi semua warga pergerakan baik yang masih aktif maupun yang sudah dikatakan alumni pertanyaan itu adalah “mahluk apa sih PMII itu yang sebenarnya“?

Untuk dapat menjawab pertanyaan ini tentunya tidak semudah kader-kader saat membahas teori, karena hal ini membutuhkan banyak indikator-indikator untuk dapat menjawab. Sebenarnya eksistensi Pergeakan Mahasiswa Islam Indonesia dalam dunia gerakan kemahasiswaan maupun langkah perjuangannya sejarah bangasa ini begitu terasa dan dilihat bersama.

Pergeakan Mahasiswa Islam Indonesia tidak hanya berdiri untuk hidup namun dalam arti ada exis PMII dari sejak kelahirannya sampai sekarang terus bergerak untuk exis tidak sekedar hidup, kalau hanya sekedar hidup itu bermakna pasip dan hanya sebagai objek, sedangkan exis bermakna aktif dan menjadi subjek dalam kehidupannya, dengan meminjam bahasa GUS IM bahwa sebagai warga pergerakan harus memahami masa lalu organisasinya melihat masa sekarang untuk merancang masa depannya, memahami masa lalau berarti memahami sejarah bagai mana PMII itu terlahir, serta persinggungannya secara sosio histories maupun sosio cultural dengan medan geografis dimana PMII berada.

Melihat masa kini berarti sebagai warga peergerakan dituntut untuk merumuskan format kekiniannya sebagai langkah untuk melangkah ke depan, dengan bekal visi geopolitik dan kesadaran inilah warga PMII diharapkan mampu merancang masa depannya sendiri yang otonom, merdeka serta menjadi subjek sejarah.

Ingat Proses yang Telah Mati

Fauzan alfas yang menulis buku PMII dalam simpul-simpul sejarah perjuangan, dalam sambutannya beliau menyatakan ada sebuah keinginan untuk menulis bukunya itu, karena beliau merasa peerihatin pada saat beliau masih aktif bergabung bersama warga pergerakandan beliau juga menyatakan bahwa kita merasa teramat kekurangan untuk memahami dan benar-benar mengerti akan PMII ini, di tambah lagi belum tersocialisasikanya produk-produk hukum, dokumen-dokumen histories PMII kepada warga pergerakan secara merata, terutama belum adanya buku tentang sejarah perjuangan PMII yang di tulis secara komprehensif, dan sistematis.

Sehingga berakibat kurangnnya pemahaman terhadap PMII ini, masih banyak kesimpangsiuran yang dirasakan didalam memandang hakikat perjuangan PMII secara proporsional, peran dan sepak terjang PMII dalam perjalanan sejarahnya di negri indonesia tercinta ini, dihawatirkan tidak terekam dengan secara utuh oleh warga pergerakan, padahal sejarah perjalanan hidup pergerkan itu sangatlah penting sekali untuk di socialisasikan guna untuk melakukan proses kaderisasi di lingkungan warga PMII.
Adapun yang di tulis itu mulai dari BAB I yaitu berbicara sekitar embrional kelahiran PMII (1955-1963) sampai bab yang terakhir pada BAB IX beliau menulis posisi dan peran PMII dalam arus pragmatisme.

Penulis mencoba untuk merangkum dari buku yang di tulis oleh sahabat fauzan alfas ini, yang di awali dari cikal bakalnya PMII, ide dasar lahirnya organisasi PMII ini karena kesadaran dari para mahsiswa yang bernaung di bawah organisasi nahdlatul ulama, yang pertamanya para kader muda NU ini berkiprah di organisasi IPNU, karena memang pada waktu itu belum ada organisasi yang secara khusus untuk mewadahi para mahasiswa yang bernaung di NU,

Tetapi seiring berjalannya waktu PMII akhirnya terlahir sebagai organisasi kemahasiswaan, yang tentunya sangat banyak rintangan untuk sampai terbentuknya organisasi gerakan ini, tapi karena atas dasar keinginan yang kuat dan keyakinan yang membuat para pendiri PMII tak patah semangat, pada saat terlahirnya organisasi gerakan menimbulkan beberapa reaksi baik yang datang dari orang-orang HMI 

Karena memang orang-orang yang mendrikan PMII ada sebagiannya yang berasal dari organisasi HMI seperti H Mahbub Junaidi yang menjadi ketua umum pertama PMII, dan sahabat-sahabat yang lainnya pun menjadi korban kemarahan orang-orang HMI, misalnya saja di Jogjakarta kegoncangan itu terjadi bersamaan dengan disidangkannya Syiful Mujab oleh pengurus cabang HMI Jogjakarta, yang kemudian ia di pecat dari ke anggotaan HMI, demikian juga tuduhan-tuduhan pemecah belah umat Islam selalu di alamatkan kepada Tolchah Mansyur dan Ismail Makki, dua orang yang mantan pengurus cabang HMI Jogjakarta.

Walaupun perlakuan HMI demikian tidak membuat PMII khususnya Mahbub Junaidi sebagai ketua umum PMII untuk membalas dendamnya malahan pada saat HMI nyaris dibubarkan oleh pemerintahan menjelang meletusnya G. 30S/PKI. H Mahbub Junaidi malah menolongnya dari kepunahan mereka.

Jalan Anak Nakal Bersama NU

Organisasi gerakan ini tentunya dengan semangat kebangsaan dan cinta tanah air, ketika pemerintahan yang begitu otoriter yang menindas rakyatnya berusaha untuk membela mereka dengan melakukan perlawanan-perlawanan dalam berbagai bentuk, aksi jalanan yang pada waktu itu masih begitu masifnya karena memang jiwa-jiwa mereka terpanggil untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang menyengsarakan rakyat bumi pertiwi ini.

PMII sebagai organisasi yang terlahir dari rahim NU, tentunya memang pada awalnya PMII harus mengikuti semua tindakan seperti apa yang di lakukan oleh orang-orang NU sampai ketika NU pada waktu itu berkiprah di dunia politik maka para mahasiswa yang bernaung di bawah nahdlatul ulama, secara tidak disadari telah ikut terbawa arus.

Namun ketika para kader PMII menyadari bahwa PMII harus terlepas secara setruktural dan bersikap mandiri dalam melakukan pola tindakannya, tapi tetap tidak melepaskan diri secara kultur, dimana PMII tetap dengan pendiriannya untuk terus berjuang mempertahankan idologi Ahlussunah Waljama’ah dan mengikuti teradisi-teradisi seperti apa yang dijalankan oleh organisasi nahdlatul ulama.

Oleh: Dian Fitriani
(Penulis adalah kader PMII Rayon Dakwah Tahun 2013)