Aku mendongakkan kepala
Meneropong cahaya di antar belantara gedung-gedung kota
Kecurangan telah meracuni udara
Pengkhianatan sudah mengandaskan selangit kebenaran
Membunuh sebuah nama di awan-awan
Aku menundukkan kepala
Mencari nafas yang hilang di antara percakapan-percakapan rahasia
Ada tangan-tangan yang mencuri cinta
Ada kaki-kaki yang menjegal perjuangan
Tetapi kebenaran tak akan pernah mati
Cahaya tak akan redup ditelan kepalsuan
Aku mengepalkan tangan semacam dendam yang tertunda
Seperti amarah yang tertahan
Menungu sumbu waktu
Meledakkan keangkuhan kekuasaan yang mempermainkan kemanusian
Maka aku akan melawan
Maka aku akan melawan
Meski racun-racunmu menjalar di jalan-jalan darahku
Tak akan sanggup membunuh kejujuran
Juga keberaniaan
Maka aku akan terus menagih janji melahirkan seribu nama pejuang
Dari satu martir yang dikorbankan
Maka aku melangkahkan kaki,
Bergerak ke istana menantang nyali dan menagih janji
Seperti nama itu,
Barangkali mereka bisa membunuhku
Meracuniku ribuan kali
Menyumbat jalan-jalan darahku
Merenggut cinta dan kebahagiaanku
Tapi aku tak akan mati
Aku tak akan pernah mati
Sebab keberaniaan tak akan mengalah pada kecurangan manapun
Sebab kebenaran akan terus ada dan berlipat ganda!
Semarang 30,Oktober,2022.
Karya : Alfitra Madya Fasa
comment 0 Comments
more_vert