(Gambar : Pinterest)
Kehadiran seorang pemimpin merupakan salah satu unsur penting dalam mengatur kehidupan manusia, baik dalam lingkup masyarakat, organisasi, maupun negara. Pemimpin yang baik menjadi harapan setiap rakyat karena mereka diandalkan untuk membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi orang-orang yang berada di bawah kepemimpinannya.
Rasulullah SAW pernah menjelaskan tentang beberapa kriteria pemimpin yang ideal dalam beberapa hadts. Sebagai umat muslim sudah seharusnya kita mengikuti kriteria tersebut agar dapat menjadi pemimpin yang adil serta bertanggung jawab.
Dalam ajaran Islam, pemimpin terbaik sepanjang masa tentu saja Rasulullah SAW. beliau menjadi suri tauladan dan sosok panutan dalam memimpin umat.
Hisayam bin Urwah meriwayatkan dari Abu Shalih dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Sepeninggalku akan datang kepada kalian pemimpin-pemimpin, kemudian akan datang kepada kalian pemimpin yang baik dengan membawa kebaikannya, kemudian akan datang kepada kalian pemimpin jahat dengan membawa kejahatannya. Maka dengarkan mereka, dan taatilah apa saja yang sesuai dengan kebenaran. Jika mereka berbuat baik, maka kebaikan tersebut untuk kalian dan mereka, dan jika berbuat jahat, maka kalian mendapat pahala dan mereka mendapat dosa.”
Melansir dari detik.com, pemimpin ideal dalam sejarah Islam adalah Nabi Muhammad SAW. dalam masa kepemimpinannya, Rasulullah SAW memiliki beberapa sifat yang dapat kita teladani. Di antaranya, siddiq (jujur), amanah (dipercaya) dan fathanah (cerdas). Sifat ini dapat menjadi patokan kriteria ideal seorang pemimpin yang baik.
Kriteria Pemimpin Menurut Rasulullah SAW.
1. Shiddiq atau Jujur
Rasulullah SAW mengingatkan salah seorang sahabatnya agar tidak meminta jabatan. Pernyataan ini termaktub dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang artinya:
“Dari Abdurrahman bin Samurah, beliau mengatakan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadaku: “Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika kamu diberi jabatan dengan tanpa meminta, maka kamu akan ditolong, dan jika kamu diberinya karena meminta, maka kamu akan ditelantarkan, dan jika kamu bersumpah, lantas kamu lihat ada suatu yang lebih baik, maka bayarlah kafarat sumpahmu dan lakukanlah yang lebih baik.” (HR. Bukhari).
2. Amanah atau Dapat Dipercaya
Sebagai seorang pemimpin, sudah seharusnya bersikap amanah dan menjauhi segala bentuk kecurangan. Rasulullah SAW pernah menyampaikan bahwa pemimpin yang berlaku curang tidak akan dimasukkan ke dalam surga oleh Allah SWT.
“Tidaklah seorang hamba yang diserahi Allah untuk memimpin rakyat, lalu ia meninggal dunia dalam keadaan curang terhadap rakyatnya, kecuali Allah mengharamkannya masuk surga.” (HR.Bukhari)
3. Tablig atau Komunikatif
Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu syarat penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Hal ini disebabkan karena pemimpin tidak berinteraksi dengan benda mati yang dapat dipindahkan sesuka hati, melainkan dengan manusia yang memiliki beragam perasaan dan kecenderungan. Oleh karena itu, komunikasi menjadi elemen utama dalam menjalin hubungan yang harmonis antara pemimpin dan masyarakat.
Seorang pemimpin perlu bersikap terbuka kepada rakyatnya. Keterbukaan ini tidak berarti pemimpin harus mengungkapkan masalah pribadinya, melainkan mampu menjalin kepercayaan dan menyediakan ruang komunikasi yang efektif dengan rakyat, terutama dalam pengambilan keputusan.
Salah satu tanda kekuatan seorang pemimpin dalam berkomunikasi adalah keberaniannya untuk menyampaikan kebenaran secara adil, meskipun harus menghadapi konsekuensi yang berat. Hal ini sejalan dengan pepatah Arab, "qulil haqqa walau kaana murran," yang bermakna "katakanlah kebenaran meskipun itu terasa pahit."
4. Fathonah atau Cerdas
Kriteria pemimpin berikutnya adalah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat yang dipimpinnya. Kecerdasan ini penting untuk membantu pemimpin dalam menyelesaikan berbagai masalah serta menemukan solusi yang bermanfaat bagi rakyatnya.
Seorang pemimpin yang cerdas tidak akan membiarkan suatu masalah berlarut-larut, karena ia selalu berupaya menyelesaikannya secara tepat waktu. Bagi seorang pemimpin yang bijak, ilmu adalah kunci utama untuk terus maju dalam menjalankan tanggung jawab kepemimpinannya.
Seorang pemimpin yang cerdas akan selalu berupaya untuk belajar dan memperdalam ilmu pengetahuan, karena ia meyakini bahwa dengan ilmu dan keimanan, ia akan memperoleh penghormatan yang tinggi di hadapan manusia maupun Allah SWT.
Dari Abdullah bin Amru bin Al-'Ash, dia mengatakan mendengar Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa ulama, maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan." (HR Muttafaq'alaih).
Penulis: Sekar Ayu Kinanti
comment 0 Comments
more_vert